Filosofi Kisah Embro dan Pipo





                Kisah ini menceritakan tentang perbedaan 2 orang bersaudara yang bekerja dan mendapat kan penghasilannya dari Ember dan Pipa. Ember bisa diintepretasi sebagai karyawan dan Pipa sebagai simbol bagi orang yang membangun sistem . Dalam kehidupan ada baiknya kita belajar bagaimana menjadi seorang yang bisa membangun sistem yang bisa menghasilkan uang, memang pada awalnya harus berusaha bekerja keras untuk membangun sistem ini. Namun, ketika ini sudah berjalan, kita akan menikmati hasilnya.

            Ada beberapa pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari cerita ini. Dimana Sebuah pelajaran hidup yang berharga agar kita mampu lebih bijak dalam mensikapi hidup ini. Dimana yang pertama kita diciptakan oleh Tuhan berbeda-beda.  Semuanya diciptakan dalam keadaan yang baik. Tentu saja masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti Embro ditakdirkan bertubuh besar tapi “sedikit kurang cerdas”, dan Pipo yang cungkring tapi “cerdas”. Manusia yang sombong adalah yang tidak mau menerima apa yang telah Tuhan tetapkan untuk dirinya. Sebaliknya, manusia yang bersyukur adalah yang mau menerima apa yang Tuhan berikan kepadanya. Sebab dibalik semua kekurangan, Tuhan telah mengaruniakan kepada manusia kelebihan di sisi yang lain. Tidak perlu iri dengan apa yang dimiliki orang lain yang tidak atau belum ada pada diri kita. Sebab Tuhan Maha Adil dan Maha Bijaksana. Taka akan berlaku sembarangan kepada manusia ciptaanNya. Semuanya telah diukur sedemikian rupa hingga ada keseimbangan dalam kehidupan. Tugas kita adalah mendayagunakan semua anugerah kebaikan itu dalam kebaikan dan untuk kebaikan.

        Kedua, hendaknya manusia dalam berpikir harus berusaha memiliki pandangan yang jauh ke depan. Ketiga, jika telah memiliki tujuan hidup yang jelas hendaknya kita pandai memiliki pandangan jangka panjang. Investasi yang dilakukan tidak harus berupa uang, tetapi bisa dalam bentuk tenaga dan pikiran. Asalkan kita melakukannya dengan cerdas dan konsisten, investasi sekecil apapun akan mendatangkan hasil. Keempat, kita harus bersabar dalam usaha menggapai cita - cita. Semua hal yang di lakukan butuh proses. Jangan cepat menyerah, sebab ketika kita hendak menyerah saat itulah sebenarnya kita telah dekat dengan cita-cita kita. Seperti Pipo yang berhasil membuat saluran air untuk warga desa, tidak lupa bahwa dia adalah anak petani desa yang miskin. Dia tidak sombong. Terhadap Embro yang sering mengejeknya Dia pun tidak dendam. Bahkan dia mau memaafkan, memaklumi, dan tetap menerima Embro sebagai saudara.

          Jadi dapat di simpulkan bahwa cobalah untuk mengubah paradigma kita dalam mendapatkan penghasilan. Paradigma umum yang berlaku dalam mendapatkan penghasilan adalah bekerja untuk mencari uang & membayarnya dengan pengorbanan waktu & tenaga secara terus-menerus. Bekerja keras memang baik. Namun faktanya, kita tidak dapat bekerja secara terus-menerus karena ada saatnya kita memasuki masa pensiun/tua, stress & depresi dengan urusan kantor, sakit, dsb. Kita juga butuh waktu untuk keluarga, memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang semakin beragam, & berusaha menggapai segala impian yang begitu kita harapkan. Banyak orang yang suka berdiam diri di zona nyaman dengan menjalankan tugas rutin yang sudah menjadi kebiasaannya selama bertahun-tahun, sehingga mereka lupa untuk melihat kenyataan bahwa di luar sana ada cara-cara lain untuk mendapatkan penghasilan dengan lebih efektif. Menurut Burke Hedges (penulis The Parable of The Pipeline), cara paling ideal untuk membangun usaha yang menghasilkan pendapatan yang berkesinambungan adalah dengan membangun aset, seperti sebuah saluran pipa yang mengalirkan air tanpa peduli siang ataupun malam.


Dari :
Ni Luh Vina Septiana
15110111054
Manajemen Perhotelan
Universitas Dhyana Pura

www.undhirabali.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis SWOT 5 Situs E- Commerce

Pengguna Internet Di Indonesia Tahun 2017